Kini, setelah setelah 14 abad beliau lahir, Nabi Muhammad shallahu 'alaihi wassallam tetap dikenang
sebagai nabi yang agung, pemimpin yang adil, panglima yang gagah berani,
penguasa yang penuh kasih, pedagang yang jujur, suami yang santun, dan
ayah yang bijak. Beliau memang manusia, tapi bukan seperti manusia yang
lain. Beliau laksana mutiara di antara bebatuan semesta.
RabiĆ¢'ul Awwal, yang artinya musim bunga yang pertama, dikenal
sebagai bulan Nabi. Karena pada bulan inilah beliau lahir, tepatnya hari
Senin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW saat ditanya oleh seorang
sahabat mengenai kebiasaan beliau berpuasa di hari Senin. "Hari itu
adalah hari kelahiranku, hari aku diangkat sebagai rasul atau pertama
kali aku menerima wahyu." (HR Muslim).
Namun kemudian muncul pertanyaan, tanggal berapakah beliau lahir. Jumhur ulama dari kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah mengatakan,
Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12, tapi banyak pula yang berpendapat
bahwa Rasulullah SAW lahir pada tanggal 9, bahkan tanggal 17, seperti
pendapat kalangan Syi'ah Imamiyyah.
Baru-baru ini beredar sebuah buku berjudul Ya Allah… Benarkah Sejarah
Ini?, yang ditulis oleh Drs. Aep Syaifullah, berdasarkan pendapat para
ulama hadits, diterbitkan oleh Penerbit Shuhuf. Salah satu babnya
membahas ihwal lahir dan wafatnya Rasulullah SAW. Di situ dikatakan,
pendapat bahwa Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal
perlu dikaji ulang, karena bertolak belakang dengan fakta sejarah,
hadits, dan ilmu pengetahuan.
Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi SAW lahir pada tanggal 12
Rabi'ul Awwal itu, walau sangat terkenal, disandarkan pada riwayat
yang lemah, yaitu Ibnu Ishaq. Menurut ulama-ulama ahli hadits, Ibnu
Ishaq dianggap seorang yang lemah dalam riwayat-riwayatnya.
Sementara pendapat yang shahih dan kuat mengenai tanggal kelahiran
Nabi SAW ialah, beliau lahir pada Senin, 9 RabiĆ¢'ul Awwal, tahun Gajah.
Di antara ulama yang berpendapat seperti ini adalah Ibnu Katsir, Ibnu
Qayyim, dan Ibnu Taimiyah.
Pendapat ini jgua didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
seorang ahli falak atau astronomi Mesir yang terkenal, yaitu Mahmud
Pasya, yang mencoba menentukan tanggal gerhana matahari dan gerhana
bulan yang terjadi pada zaman Nabi SAW sampai zamannya.
Berdasarkan kajiannya, hari Senin tidak mungkin bertepatan dengan
tanggal 12 Rabi'ul Awwal. Ia mengemukakan beberapa alasan untuk
mendukung hasil kajiannya. Sebagian alasan yang dikemukakan oleh Mahmud
Pasya adalah, pertama, dalam Shahih Bukhari disebutkan, ketika putra
Rasulullah SAW, Ibrahim, wafat, telah terjadi gerhana matahari pada
tahun ke-10 setelah hijrah. Dan Nabi Muhammad SAW ketika itu berusia 63
tahun.
Kedua, berdasarkan kaidah perkiraan falak, diketahui bahwa gerhana
matahari yang terjadi pada tahun ke-10 setelah hijrah itu bertepatan
dengan tanggal 7 Januari 632 Masehi, pukul 8.30 pagi.
Ketiga, berdasarkan pada perkiraan ini, seandainya diundurkan 63 tahun
ke belakang, mengikut tahun qamariyah, kelahiran Nabi SAW jatuh pada
tahun 571 Masehi. Berdasarkan perkiraan yang telah dibuatnya, tanggal 1
Rabi'ul Awwal bertepatan dengan tanggal 12 April 571 Masehi.
Keempat, meskipun terjadi perselisihan pendapat mengenai tanggal
kelahiran Nabi SAW, semua pihak sepakat mengatakan bahwa hari kelahiran
Nabi SAW adalah hari Senin, bulan Rabi'ul Awwal. Dan ternyata, hari
Senin itu jatuh pada tanggal 9 Rabi'ul Awwal, bertepatan dengan tangal
20 April 571 Masehi. Bukan 12 Rabi'ul Awwal.
Sumber Majalah Alkisah
Oleh Kamis, Desember 05, 2013 |
|